Senin, 29 Juni 2020

Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Menulis Prosa

Dear ladies.

Apa kalian sudah siap untuk menjadi seorang penulis?


Mulai hari ini saya akan memberikan tips berdasarkan pengalaman pribadi saya. Tiap penulis pasti punya triknya sendiri, tapi saya akan memberikan tips yang mudah dipahami oleh semua kalangan.

Bagi yang masih baru dan ingin sekali belajar menulis, inilah tips dari saya.

Ada tiga hal paling esensial, paling penting, paling mutlak, yang harus kalian pahami sebelum terjun dalam dunia menulis.

"Kamu harus tahu buku seperti apa yang ingin kalian tulis." 

Jujur, saya pribadi sudah meninggalkan kebiasaan menciptakan cerita saat sedang menulis. 

Kenapa?

Akan kita bahas di bagian akhir nanti.

Oke, inilah tiga hal yang harus kalian ketahui sebelum terjun ke dunia menulis.

1. Tokoh/Karakter
Apapun itu, CERPEN, Novel, Roman, Biografi, Hikayat, Cerita Berbingkai dan bla bla bla. 

Semuanya adalah tentang karakter.

Entah mau nulis tentang prosa lama atau prosa baru, semuanya selalu tentang tokoh atau karakter.

Sebelum kalian mulai menulis, kalian harus memahami secara dalam tentang karakter yang kamu buat. 

Buatlah karakter yang konsisten dan berbeda dari yang lainnya. If he is a fak boi, make him acts like a fak boi. Jangan kamu ciptain dia fak boi, tapi dalam ceritamu dia cowok yang setia. Ini namanya kontradiksi. Oke, boleh aja dia nanti jadi cowok setia, tapi harus ada event atau plot yang menceritakan tentang perubahannya. Jangan semuanya kaya simsalabim langsung jadi. 

Kenapa kalian harus membuat karakter dulu sebelum mulai menulis? Ini supaya lebih mudah saat kalian menulis cerita.

Saya kasih satu contoh kegagalan karena kesalahan awal tidak membuat perencanaan yang matang tentang karakter.

Novel saya sendiri. (It was a devastating mistake.)

Novel A Little Piece of DNA di Wattpad saya adalah huge mistake yang saya buat di masa lampau. Kenapa? Saat itu saya lebih mementingkan tema, ide-ide luar biasa about science. Lebih mementingkan teknik menulis, tapi saya tidak memikirkan hal sederhana yang paling penting.

Karakter.

Saya harus revisi A Little Piece of DNA ribuan kali karena kebodohan saya ini. 

Apa satu dua hari revisinya? Dua tiga minggu? Empat lima bulan?

No.

Saya menulis novel ini pertama kali tahun 2012 dan sejak itu saya selalu merevisi segala hal karena kesalahan pada tokoh,

LENNON.

Hanya karena satu tokoh bisa membuat sebuah cerita mangkrak dan bongkar pasang selama bertahun-tahun.

It's real my lads.
Damn real.

Kesalahan apa?

Saya kasih contoh sederhana saja.

-Lennon terlalu penurut.

Karakter yang, "Yes Man" itu sama sekali tidak menarik. Boooriiing. Makin panjang cerita A Little Piece of DNA, semakin kelihatan betapa datar dan hambarnya tokoh Lennon ini. Padahal dia adalah main character

Untuk mengatasi ini, saya membuat tokoh Lennon sedikit egois.

Ladies, it's real.

Hanya dengan merubah satu sifat saja pada tokoh ini, saya sampai menulis ulang 80% isi cerita yang sudah ada. 

Kenapa saya tidak menulis cerita yang baru saja?

No, guru terbaik adalah belajar dari kesalahan sendiri. Anggap saja itu hukuman buat saya karena mengabaikan tentang penokohan.

Oke, kalau kalian masih bingung cara membuat tokoh yang unik, ini sedikit permen dari saya.

1. Apa yang paling berharga dalam hidupnya?
2. Apa yang dia inginkan?
3. Apa yang dia takuti?
4. Apa kelemahannya?
5. Apa yang dia butuhkan?

So on.

Ada banyak, permen-permen ini cuma brain storming agar kalian bisa mendapat jawaban sendiri.

Maka dari itu, dari pengalaman ini, saya mau semua orang yang mencoba terjun ke dunia menulis, harus memahami betul siapa karakter yang dia tulis. 

Semakin detail karakter yang kamu buat, semakin mudah kalian menyelesaikan cerita kalian.

2. Setting/Latar

Setting ini tidak beda jauh dari karakter. Sebelum mulai menulis, kalian harus tahu dunia seperti apa yang kalian tulis.

Jangan kalian nulis cerita dengan tema dystopia, tapi latar tempat tokoh berinteraksi malah dunia yang indah dan damai dipenuhi kupu-kupu dan bunga tai ayam, maksud saya mawar.

Kita memang gak bakal bercerita atau menulis secara detail atau banyak tentang setting dalam cerita kita, tapi kita harus bisa membuat pembaca memvisualisasi apa yang kita tulis.

Kamu boleh menggunakan setting kota kelahiranmu, restoran, WARKOP atau apa pun itu. Lakukan riset, agar ceritamu lebih menarik dan believeable.

3. Pohon Kejadian

Sebelum menulis, kita harus merangkai dulu apa event yang menurut kita akan membuat pembaca, "engage" tulisan kita.

Tujuan dari pohon kejadian ini untuk membuat kita tahu apa yang akan kita tulis selanjutnya.

Akar, batang, ranting, daun dan Bunga.

Buatlah secara teratur dan rapi biar kalau kalian ingin menambahkan filler plot, akan terasa mudah dan tidak membingungkan pembaca.

Oke, mungkin kalian ingin menjadi seorang, "Pantser."

Pantser ini bahasa gampangnya adalah seorang plotter. Maksudnya, penulis yang menulis ceritanya tanpa menggunakan Outline.

Banyak penulis yang menggunakan teknik ini, tapi bagi kalian yang baru mulai menulis, mempelajari teknik menulis dari dasar itu sangat penting. Agar hemat waktu di masa depan nantinya. 

Saya rasa itu saja dulu.

Kalau semua hal dasar sudah saya jelaskan, baru kita beralih ke tanda baca dan PUEBI.

Thanks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar